Cahaya dan Jagat Raya

http://gambar.co/wp-content/uploads/2013/05/Gambar-pemandangan-matahari-terbit-indah-450×301.jpg

Dikala malam tiba, ketika kupandangi langit, jauh diluarsana, ada banyak kelap kelip bintang. Ada yang terang benderang, ada yang redup bahkan ada yang tak terlihat oleh mataku. Kupandangi perbedaan itu dan mulai kususun wacana terhadap perbedaan mereka. Bahkan aku kadang menghubung-hubungkan karakteristik dan perbedaan-perbedaan cahaya diantara bintang-bintang itu. Sampai-sampai ku telusuri arti dari setiap bintang-bintang itu dengan caraku sendiri, dengan algoritmaku sendiri bahkan dengan idealisme yang ku pahami.

Yah… masing-masing dari mereka memiliki karakteristik yang kadang membuatku berdecak kagum. Ada pula yang kadang mebuatku jengkel, tapi aku tetap menghargai mereka karena posisiku, karena akupun bukan siapa-siapa.

Bukan hanya bintang yang kuperhatikan, cahaya yang bisa menyinari apapun yang gelap selalu kuperhatikan, bahkan sampai kudekati yah… dengan caraku sendiri. Sebenarnya, aku hanya ingin mereka menyinariku, entah mengapa aku merasa semua ini terasa gelap. Belum ada yang bisa menunjukkan jalan yang selama ini selalu berbaris rapi dikepalaku. Rapi?, ya rapi, tapi terkadang barisan-barisan pertanyaan itu membuatku bingung.

Penerang-penerang itu memang memberikan cahaya yang bermanfaat sesuai dengan kadarnya dan menurutku mereka bukan kadarku.

Kadang aku ingin menggapai salah satu bintang yang ku anggap dapat memberikan penjelasan tentang barisan barisan yang ada dikepalaku. Tapi, aku merasa belum pernah puas dengan cahaya mereka, entah mengapa?. Mungkin karena kodrat manusia tidak akan pernah puas. Tapi tidak, aku yakin, memang bukan dia, aku masih salah dalam hal memilih bintang.

Kehidupanku yang bagaikan seekor kelelawar, hidup dimalam hari dan tidur disiang hari, membuatku lupa akan adanya cahaya penerang alam semesta.

Tiba pada suatu hari, kulihat sebuah cahaya yang merambat masuk ke jendela kamarku. Ku coba berinteraksi chaya itu, ku tanya dia tentang kehidupannya, sama seperti yang kulakukan pada bintang-bintang dimalam hari. Ada banyak pertanyaan yang kuberikan pada cahaya pagi itu. Semua jawaban yang kudapatkan begitu berbeda dengan bintang-bintang dimalam hari. Berawal dihari itu aku tidak pernah lupa bertanya kepadanya setiap hari yah… Untuk memahami cahayanya. 

Kehidupan yang begitu keras tidak membuatnya lupa akan jadwal terbitnya dan jadwal terbenamnya, diapun sering mengeluh dan menyalahkan takdirnya, mungkin dia bosan terbit d pagi hari dan terbenam dimalam hari. Tapi keesokan harinya diapun masih teguh pada prinsip dan tanggung jawabnya. Sekali lagi berbeda dengan bintang-bintang yang kutemui dimalam hari. Yah… itu kau MATAHARI, kau menyinari kehidupanku bukan hanya itu, kau menyinari alam semesta ini, tanpa kau sadari. Sejak saat itu aku mulai berhenti memandangi bintang-bintang itu. Entah mengapa sinarmu mampu menerangi hal-hal gelap yang sering kulakukan dan baru kusadari ketika kau muncul. Kau menyinarinya dengan sangat jelas memberiku petunjuk akan arti kehidupan yang selama ini kujalani.

Masih banyak jalan gelap yang akan kulalui, aku berharap kamu mampu menyinarinya seperti yang kau lakukan sekarang. Yah… aku sangat berharap itu. Akupun tau suhumu sangat panas, tak seorangpun mampu  menyentuh dan menatapmu, tapi itu bukan penghalang bagiku selama kau memberikan sinar dan membimbingku, aku yakin mampu melakukannya.
Gigi Kelinci dan Sinar Penerangnya

Leave a comment